airtronicfirearms.com

Angin Monsun Asia Menguat, Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-20 Januari 2025

Tangkapan layar dari akun FB Kabar Kulon Progo video warganet merekam angin puting beliung di kejauhan dipandang dari sisi garbarata bandar udara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan adanya potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang pada 15-20 Januari 2025. Kondisi itu dipicu oleh menguatnya Angin Monsun Asia yang membawa massa udara basah dan uap air, diikuti seruakan dingin.
Lihat Foto

- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan adanya potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang pada 15-20 Januari 2025.

Kondisi itu dipicu oleh menguatnya Angin Monsun Asia yang membawa massa udara basah dan uap air, diikuti seruakan dingin.

Menurut BMKG pada Selasa (14/1/2025), hingga sepekan ke depan, beberapa wilayah di Indonesia masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan, terutama di wilayah barat.

Baca juga: Puncak Musim Hujan Masih Terjadi Januari-Februari 2025, di Mana Saja?


Fenomena La Nina turut berpengaruh

BMKG menjelaskan, kondisi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia juga akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer lain. Itu termasuk, fenomena La Nina lemah yang diperkirakan masih berlangsung hingga periode April-Juni 2025.

Selain itu, aktifnya gelombang atmosfer seperti Rossby ekuatorial, gelombang Kelvin, dan gelombang Low Frequency diyakini dapat memicu pertumbuhan awan konvektif.

BMKG menambahkan, sirkulasi siklonik yang berada di Samudra Hindia barat daya Lampung ikut berkontribusi terhadap dinamika atmosfer Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

Pasalnya, sirkulasi siklonik tersebut membentuk daerah konfluensi di Samudra Hindia barat daya Lampung, dan membentuk pula daerah konvergensi yang memanjang dari Laut China Selatan hingga Laut Natuna, serta dari Laut Natuna hingga Selat Karimata.

Daerah konvergensi lainnya diperkirakan memanjang dari Perairan Nias hingga Perairan utara Aceh, dari Semenanjung Malaysia hingga Kepulauan Bangka Belitung, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur di Laut Jawa, dari Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Timur, dan dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara.

Tak hanya itu, daerah konvergensi juga terbentuk di Laut Flores hingga Maluku bagian selatan, dari Selat Makassar hingga Laut Banda, dari Laut Sulawesi hingga Gorontalo, dari Perairan utara Maluku Utara hingga Laut Maluku, dari Perairan utara Papua hingga Papua, dan dari Maluku bagian tenggara hingga Papua Selatan.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi, serta konfluensi tersebut," ungkap BMKG dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa.

BMKG menambahkan, kelembaban udara di lapisan bawah dan atas yang cenderung basah serta labilitas lokal yang kuat turut mendukung proses pembentukan awan-awan konvektif secara lokal.

Dengan demikian, fenomena-fenomena tersebut menciptakan variabilitas cuaca di wilayah Indonesia selama sepekan ke depan.

Lantas, mana saja wilayah yang berpotensi hujan lebat, petir, dan angin kencang pada 15-20 Januari 2025?

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 99S Saat Puncak Musim Hujan, Apa Dampaknya?

Wilayah yang berpotensi hujan lebat, petir, dan angin kencang

Berikut wilayah yang berpotensi hujan lebat, petir, dan angin kencang pada 15-20 Januari 2025:

1. Hujan sedang hingga lebat

  • Sumatera Barat
  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Jambi
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Banten
  • Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
  • Jakarta
  • Jawa Barat
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat (NTB)
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Gorontalo
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat Daya
  • Papua Selatan
  • Papua Barat
  • Papua Tengah
  • Papua Pegunungan
  • Papua.

Baca juga: Kenapa Saat Hujan Orang Jadi Sering Kedinginan?

2. Hujan lebat hingga sangat lebat

  • Aceh
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Sumatera Barat
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Jawa Tengah
  • DIY
  • Jawa Timur
  • Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Maluku Utara
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Barat
  • Papua Tengah
  • Papua Selatan.

Baca juga: Gempa M 6,4 Miyazaki, Jepang Sebabkan 2 Tsunami Kecil, BMKG: Tak Berdampak ke Indonesia

3. Potensi angin kencang

  • Aceh
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Sumatera Selatan
  • Sumatera Barat
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Lampung
  • Banten
  • Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • DIY
  • Jawa Timur
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Bali 
  • NTB
  • NTT
  • Maluku
  • Gorontalo
  • Papua Barat
  • Papua Selatan.

BMKG mengatakan, curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.

Oleh sebab itu, masyarakat diimbau salah satunya agar terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG.

Baca juga: Solo Dilanda Hujan Es Hari Ini, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat